Kamis, 28 Maret 2013

Foto Korban Bom Hirosima dan Nagasaki 1945

Foto Korban Bom Hirosima dan Nagasaki 1945 di jepang. kalau sepintas kita lihat dan kita bayangin kalau kita yang berada disana pada waktu itu. bagaimana perasaan kamu ?


mayat-massal
foto-mayat
foto-korban-bom-jepang
korban-bom-atom
korban-bom-atom1
foto-korban-bom-nagasaki
foto-foto-korban-bom-hiroshima
Itulah koleksi foto 2010 “Foto Korban Bom Hirosima dan Nagasaki 1945″  :D

Foto Anjing Masa Depan

Foto Anjing Masa Depan - Inilah foto lucu tentang hewan yang bernama anjing, foto anjing masa depan ini direncanakan akan menggantikan posisi manusia. lihat deh…

Foto Anjing Terbaru
Foto Anjing Terbaru

Bagaimana komentar kamu tentang “Foto Anjing Masa Depan” di atas itu ?

Sumber : ngakak.blogdetik.com

Anakku Bertanya, Ibu Tuhan Ada Dimana? Tuhan Ada Berapa?


Suatu pagi yang cerah aku dikejutkan oleh pertanyaan anak perempuanku yang lugu (saat itu dia masih duduk di TK kecil). Dia bertanya : Ibu Tuhan ada dimana? Tuhan ada Berapa? Seandainya orang dewasa bertanya seperti itu kepadaku tentu akan kujawab Sesungguhnya Robb kamu ialah Allah yg telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy

Aku merenung, jawaban apa yang bisa kuberikan agar anakku bisa mengerti penjelasanku. Dengan pengetahuan spiritual yang sangat terbatas, akhirnya aku mencoba memberikan penjelasan pada anakku. Kubimbing tangannya yang mungil menuju halaman rumah, dan Sang Surya bersinar sangat cerah pagi itu, oh begitu agung……….. Inilah percakapan kami saat itu:

I : Anakku tataplah langit dan bilang pada Ibu apa yang engkau lihat disana.
A : Ibu, dilangit ada matahari bersinar cerah

I : Benar nak, matahari sangat indah pagi ini. Coba amati lagi berapakah ada matahari di langit sana nak?
A : Saya melihat matahari satu saja Ibu.

I : Kalau engkau berada di sekolah TK, apakah darisana kamu bisa melihat matahari?
A : Ia saya bisa melihat matahari dari sekolah TK saya Ibu.

I : Berapa kamu bisa melihat matahari dari sekolah TK nak?
A : Satu saja Ibu

I : Kalau engkau berada dirumah kakek dan nenekmu apakah engkau bisa melihat matahari dari sana juga? Dan berapa ada matahari disana?
A : Tentu saja bisa Ibu, dan matahari juga ada satu saja.

I : Jika engaku bermain di pantai, apakah darisana engkau bisa melihat matahari? Dan berapakah ada matahari disana?
A: Bisa bu dan dari pantai saya melihat matahari 1 saja.

I : Anakku seperti halnya dengan matahari dimanapun engkau berada dari sana engkau pasti bisa melihatnya. Begitu juga dengan Tuhan. Sesungguhnya Tuhan hanya satu tetapi ada dimana – mana. Apakah kamu mengerti nak?
A : Saya mengerti Bu.
"dan milik Allah-lah timur dan barat, kemanapun kamu menghadap, disanalah wajah Allah, sungguh Allah Maha Luas lagi Maha Mengampuni" (2:115)
Anakku tersenyum dan aku kemudian memeluknya. Dalam hatiku berkata anakku Ibu harus belajar banyak agar mampu menjawab pertanyaan – pertanyaan mu yang lain kelak, apalagi kau semakin besar tentu pertanyaan mu akan bertambah sulit.
 
Sumber: situs-lakalaka.blogspot.com

Istriku Tidak Cantik



Istriku tidak cantik, standar dan biasa saja. Aku juga sadar bahwa dia tidak cantik dan kalau bersanding denganku maka aku nampak lebih rupawan dari dia. Badannya kecil ada dibawah dadaku, juga kulitnya agak hitam, lebih putih kulitku, satu lagi kakinya agak pincang, yang kanan lebih kecil sedikit daripada yang kiri. Aku menyadarinya ketika aku sudah menikahinya, namun aku sadar bahwa aku telah memilih dia dengan ikhlas dihatiku, kan aku yang memilih, bukan dia yang memaksa, dan walau istriku tidak cantik, namun aku mencintainya. Allah taburkan rasa cinta itu ketika malam pertama aku bersamanya.

Dimataku dia tetap tidak cantik, namun aku nyaman bila melihat senyumannya. Dia selalu menerima apa adanya aku, sempat aku pulang tidak bawa gaji seperti yang dijanjikan di lembar penerimaan karyawan bahwa gajiku tertera 4 juta sekian-sekian, namun karena aku selalu terlambat dan juga sering bolos lantaran mengantar si kecil ke rumah sakit dan juga si sulung ke sekolah maka hampir 40 % gajiku dipotong. Subhanallah dia tidak bersungut, malah segera bersiap menukar menu makanan dengan yang lebih sederhana dan bersikeras meminjam komputer butut kami untuk menulis artikel yang dikirimkannya ke beberapa majalah yang terkadang satu atau dua artikel ditayangkan, dan baginya itu sudah Alhamdulillah bisa menambah sambung susu anakku.

Istriku tidak cantik, namun aku ingat, banyak sekali sumber daya alam yang buruk bahkan legam dan membuat tangan kotor namun tetap dicari, diburu dan dipertahankan orang, seperti batubara. Istriku mungkin bukan emas, dia mungkin batubara, keberadaannya selalu menghangatkan hatiku dan selalu membuatku tidak merasakan resah. Aku membayangkan bila aku menyimpan batubara satu kilo dirumahku dibandingkan dengan menyimpan emas satu kilo dirumahku, maka aku tidak akan dapat berjaga semalaman bila emas yang kusimpan. Namun bila batubara yang ku simpan, aku masih punya izzah ada barang yang ku simpan yang cukup berharga, namun aku tetap dapat tidur nyenyak dengannya.

Bayangkan bila istriku sangat cantik, mungkin aku tidak akan tenang membayangkan dia ke pasar dilirik semua lelaki, membayangkan dia sms-an dengan bekas pacar-pacarnya dulu, membayangkan mungkin dia bosan padaku. Akh.. aku bersyukur istriku tidak cantik sehingga aku bisa tidur nyenyak walau banyak nyamuk sekalipun. Istriku tidak cantik, namun dia adalah istri terbaik untukku.

Pesanku: aku selalu melihat sisi baik dari istriku yang membuatku merasa sama dan nyaman dengannya.
 
Sumber : situs-lakalaka.blogspot.com

Telaga Abadi



telaga
Malam semakin muram saat aku menghilang di balik awan. Di bawah temaram lampu-lampu taman kutemui jejakmu berserakan. Kupungut satu-satu, lantas kususun dalam keranjang pualam. Dibantu cahaya pemantik, aku memetik harum rambutmu yang tertinggal di pucuk-pucuk bunga ilalang.

Langkahku terhenti tepat di depan pintu rumah merah gulali. Dengan keranjang penuh jejak, kuketuk pintu rumahmu sejenak. Angin mengalun ringan, ketukan tak dapat jawaban. Harum manis kembang gula menguar dari keranjang berisi jejak perempuan berparas muram.

Aku berubah menjadi hawa ketika menyelinap lewat kisi-kisi jendela. Kain gorden bergambar permen loly terkesiap, dan kudapati ia telah terpejam. Bau manis gula memenuhi ruang, ia begitu tentram dalam bayang malam.

Kuamati paras muramnya. Kubelai keningnya.

Kusebut namanya. Kukecup matanya.

Kuraih jemarinya. Kusentuh hatinya.

Aku ingin jadi aru-aru, ucapmu terbangun sendu.

Padahal baru saja hendak kuajak bermain ke tengah hutan, untuk memetik kumbang, dan menjadikan manisan madu hutan. Lantas kugenggam tangannya, dan kami pun menghilang bersama bayang-bayang kelam.

Hutan meruap hitam pekat ketika kami melesat bersama guruh berkelebat. Tak ada danawa apalagi puaka. Dayah pun lelap usai menyusui batari di tengah jenggala. Sepi, hanya halimun yang menempati. Rimba begitu dingin dalam kabut sunyi.

Aku lepaskan tautan ketika kami berhenti di atas telaga. Matanya menatap lekat ketika aku melepas sayap terasa likat. Kami bersitatap. Kulit pipi putih. Alis melengkung dalam. Bibir pucat pasi. Mata tak pernah terpejam. Benar-benar makhluk muram yang tak pernah karam sekalipun di lautan yang paling dalam.

Tiba-tiba tangannya meraih, aku berlari. Suaranya mengikuti, aku bersembunyi. Matanya mencari, tak kuasa lagi menahan diri. Kusentuh dagunya yang lancip bagai ujung perahu untuk kuletakkan pada bahu. Tubuh kami melekat jadi satu, dan seketika harum pundakku membakar hasratnya penuh-penuh.

Di atas telaga aku menari. Melompat-lompat bak seekor kelinci. Bersijingkat kecil, menahan tumit, agar tak jatuh pada permukaan air yang tenang. Menggodanya dengan bersembunyi di balik bayang-bayang pohon rindang. Kecipak ikan berdendang memanggilku turun berenang. Jangan, nanti kau kedinginan, sergahmu.

Maka jadikan aku abadi, bisikku setengah merayu. Tatapan matanya tak lagi sendu seperti ketika ia meminta jadi aru-aru. Ada kilau cahaya kuning keemasan mengintai dari tatapannya yang tajam. Ada resah, ada gelisah yang merajam. Jadikan aku abadi, pintaku sekali lagi. Aku pun tenggelam dalam telaganya yang abadi.

Sumber : baltyra.com

Ini 4 Kelakuan Istri yang Bisa Buat Suami Stres Saat Bertengkar

Terlalu sering bertengkar bisa membuat pasangan menjadi stres. Namun tanpa disadari, beberapa kebiasaan Anda saat usai perdebatan justru pemicu utama suami menjadi kesal. Apa saja kelakuan yang biasa dilakukan istri yang kerap kali membuat suami stres? Berikut rangkumannya yang dikutip dari MSN.

1. Mengungkit Masalah Lama
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science, pasangan yang mampu mengatasi dan cepat 'pulih' dari pertengkaran dilaporkan memiliki kepuasan yang tinggi pada hubungannya. Begitupun sebaliknya, ketika Anda selalu mengungkit masalah, walaupun masalah tersebut sebenarnya sudah terselesaikan. Pasangan pun tidak akan merasa bahagia dalam menjalani hubungan dengan Anda.

2. Memberikan Ultimatum
Bertengkar bukanlah hal yang menyenangkan, apalagi jika ditambah dengan memberikan sebuah ultimatum pada pasangan. Hal ini akan membuat dirinya cemas dan stres. Terutama jika Anda mencoba 'menegaskan kekuasaan' seperti menyudutkan dan mengendalikannya. Memberikan ultimatum merupakan contoh bahwa Anda mencoba untuk mendominasi sebuah hubungan. Perkataan seperti, 'lakukan hal ini atau saya akan meninggalkan kamu' justru akan membuat ia tampak lemah dan mengundang emosi.

3. Mendiamkannya
Banyak wanita yang akan mengeluarkan jurus diam jika ia tidak puas pada hasil perdebatan. Namun mendiamkan pasangan justru malah membuat mereka merasa terabaikan, dan menjadi salah satu penyebab stres.

4. Mempersoalkan Masalah Kecil Saat Dia Lelah
Tak jarang para istri akan mendebatkan masalah kecil ketika suami pulang kerja. Padahal dalam keadaan tubuh yang lelah, ia pun akan susah berpikir jernih dan justru bisa memicu pertengkaran yang lebih besar. Jika Anda ingin menanyakan suatu hal yang mengganjal di pikiran, sebaiknya pilih waktu yang tepat seperti akhir minggu untuk membicarakannya, agar suami tidak stres.

Sumber : wolipop.com

Bakpao yang Mahal


Dikisahkan, ada sebuah toko bakpao yang sangat terkenal. Setiap hari di sana, terlihat antrean orang yang akan membeli bakpao. Bahkan banyak pelanggan dari luar kota pun sengaja datang, hanya sekadar untuk membeli bakpao yang terkenal karena kelezatannya itu. Walaupun harga bakpaonya terbilang mahal, tetapi orang-orang tetap saja mau antre untuk membeli.

Suatu hari, tampak seorang berpakaian lusuh seperti pengemis, ikut antre untuk membeli bakpao. Saat tiba gilirannya dilayani, tiba-tiba sang pemilik toko mendekati dan menyapa dengan ramah. Kemudian ia melayani sendiri pembeli itu.

"Ada yang bisa saya bantu Pak? Anda ingin bakpao dengan cita rasa apa?"

Sambil matanya menatap lapar, dengan tangannya orang itu menunjuk ke bakpao yang diinginkannya. Sang majikan dengan penuh senyum melayani sambil menyerahkan kantong berisi bakpao, lalu berkata "Terima kasih, Pak atas pembelian bakpaonya. Lain kali datang lagi ya."

Si pengemis membayar dengan uang kumal sambil berkata, "Akhirnya saya bisa menikmati bakpao lezat yang saya inginkan." Lalu ia pun pergi meninggalkan toko. Setelah itu, dari kejauhan dan dengan tatapan takjub, sang majikan toko memperhatikan si pengemis berteduh sambil memakan bakpao dengan nikmatnya.

Malam harinya, saat para karyawan hendak pulang, salah seorang dari mereka dengan penasaran bertanya ke majikannya, "Tuan, kenapa seorang pengemis yang hanya membeli dua bakpao, mendapat pelayanan yang istimewa dari tuan sendiri? Padahal selama ini kan kami yang melayani semua pembeli?"

Dengan senyum bijak, si majikan menjawab, "Anakku, memang pelangan kita pada umumnya adalah orang orang mampu, tetapi hari ini kita kedatangan pembeli yang istimewa! Seorang pengemis! Tahukah kalian, butuh berapa lama dia harus mengumpulkan uang agar bisa membeli bakpao kita? Ingat, setiap pelanggan, termasuk pengemis tadi layak menerima layanan yang sama baiknya seperti kita melayani pelanggan lainnya. Apakah kalian mengerti?"

Seluruh karyawan pun merasa puas atas pengertian yang diuraikan oleh sang majikan. Dan mereka siap, untuk melayani setiap pelanggan sama baiknya seperti teladan yang telah ditunjukkan oleh majikan mereka.

Pembaca yang luar biasa,

Semangat melayani untuk memuaskan pelanggan seperti majikan dalam cerita di atas, patut kita simak dan teladani. Seperti teori marketing pada umumnya, intinya adalah kita mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (customer‘s needs and wants). Bila kebutuhan dan keinginan konsumen mendapat kepuasan, selanjutnya akan lahir loyalitas konsumen pada produk atau jasa yang kita berikan.

Ingat, siapapun konsumen kita, layak kita layani dengan sebaik-baiknya. Mari, if you can do better, please do it! Jika Anda mampu melakukan dengan lebih baik, lakukanlah!

Sumber : andriewongso.com

Selasa, 26 Maret 2013

Sesuatu Yang Indah


Sabtu dini hari kemarin ia memberitahuku bahwa ia akan pergi. Dia harus pergi meninggalkan aku keluar kota. Entah kenapa, tapi aku enggan menanyakannya. Biar saja dia pergi. Itu akan menjadi jauh lebih baik bagiku. Aku, yang tidak pernah suka dia tinggalkan dan yang akan merasa merana sekali setelah auranya tak lagi dekat denganku. Hari-hariku serasa diguyur hujan lebat. Terperangkap, kedinginan, kemudian mati. Benarkah cinta dapat membunuh?

          Aku dan dia, orang yang aku cintai, sedang mengalami hari-hari yang berat. Berat karena untuk pertaman kalinya cinta menghajar hidup kami berdua dan untuk yang kesekian kalinya aku sangkal rasa sakit itu yang akhirnya meradang dan kronis. Cinta kami kokoh di luar tapi telah hancur di dalam.

          Masalah seperti itu benar-benar prinsipil dan sulit untuk diselesaikan. Kemarin, sekadar menumpahkan amarah masing-masing adalah hal yang lumrah. Tetapi bila saling diam? Diam itu mampu menginfeksi udara tempat kami bersama secara menakutkan. Mencekam namun lambat laun membunuh. Kata-kata menjadi barang yang amat langka. Diam itu berkata dengan bahasanya sendiri, yaitu bahasa dari hati-hati. "Maaf" katanya kepadaku. Aku yang hanya bisa menampakkan kelemahanku sebagai seorang perempuan hanya menangis. "Aku menjadi hina sekali di depanmu tapi aku tidak pernah bermaksud mengabaikanmu. Bukan Karena aku yang tidak mampu memberimu perhatian sebesar dulu tapi," Kata-katanya terhenti. Aku tahu apa yang akan dikatakannya. Namun melanjutkan kalimat yang bukan hak kita adalah benar-benar tidak bijak.

"Aku tahu bagaimana tidak enaknya menjadi kamu. Aku juga berharap aku bisa segera mengubah keadaan ini. Namun, aku mohon kamu tetap tinggal di sini bersamaku walau menjalin hubunga spesial ini harus lewat jalan belakang dan diam-diam. Kamu tetap satu yang aku ingin."

          Tidak akan ada yang bisa menangkal sakit akan kenyataan itu. kenyataan untuk menerima bahwa aku dan dia yang sudah bersama sejak setahun lalu ternyata memilih jalan belakang. Hasilnya, aku wajib mengikhlaskan dia meninggalkan aku dalam jangka waktu lama bersama kehidupannya yang tanpa aku. Bukan karena aku tidak pantas bersanding dengannya jika dia memilihkan jalan seperti ini untuk kami berdua. Tapi perasaan terlalu cinta yang mendasarinya. Karena cinta pula kami punya harapan untuk bisa benar-benar bersatu. Alasan yang lucu tetapi logis. Karena cinta. Benarkah cinta bisa logis?

          "Aku lelah," kataku.

          "Maaf," katanya sambil menatap aku, yang enggan menatapnya.

          "Aku juga lelah pada maafmu," kataku lagi. "Sampai kapan kamu akan menyembunyikan aku? Kamu tidak bisa mempermainkan aku lagi. Seenaknya kamu datang dan kemudian pergi meninggalkan aku dengan alasan yang kamu tahu kamu pasti benar. Aku bisa dengan nekat mendatangi keluargamu dan mengatakan kita saling mencintai. Kamu telah memilihku dan aku telah memilihmu. Sudah. Semuanya semudah itu!"

          "Tidak akan semudah itu! tolong," dia menatapku dengan amat sedih dan penuh permohonan."Aku malu mengakui bahwa aku mencintaimu di hadapan seluruh keluargaku. Aku belum menjadi orang yang mampu untuk bertanggung jawab penuh atas hidupmu nantinya. Mengertilah, kita sudah membicarakan ini berkali-kali."

          "Dan masalah yang ada selalu karena ini," sanggahku.

          "Aku mencintaimu."

          "Tolong jangan lumpuhkan aku dengan nama cinta," aku bersikeras. "Cukup, aku juga mencintaimu. Tidak akan pernah rela melihatmu pergi dariku. Jangan biarkan aku membenci kehidupanmu dengan keluargamu yang tidak pernah aku tahu. Aku tidak suka kamu jauh. Kamu terlalu sering pergi membawa waktumu yang sejatinya milikku untuk kehidupan pribadimu. Kenapa tidak kau biarkan aku masuk menjadi bagian dari kluargamu? Aku tidak suka backstreet."

          Aku kira tidak ada yang suka. Tetapi antara memilih untuk menjadi benar dan menjadi bijak tidaklah mudah. Alasan untuk menjadi seorang cowok yang benar-benar bisa baik sebelum mengizinkan aku masuk menjadi bagian dari kehidupannya yang utuh kini menyergapku. Walau aku tahu bukan aku saja yang mengalami permasalahan seperti ini tetapi merasakannya lebih sulit daripada sekedar membayangkannya.

          Dan sekarang dengan terbata-bata dia beri tahu aku bahwa ia akan pergi. Dan kenyataan yang pahit menerapku, menerjang dengan amat sakit, yaitu kenyataan bagaimana lemahnya aku bila dia tak ada. Sesungguhnya jika aku bisa itu adalah hal yang paling ingin aku hindari. Rasa sedih dan sakit demi menjadi saksi bagaimana dia menjadi cowok yang paling dicintai dalam keluarganya dan paling dibutuhkan teryata tak bisa disangkal. Seharusnya aku senang memilikinya. Namun, menyadari bahwa aku bukan siapa-siapa dalam kehidupannya yang sejati membuat aku dilemma. Di lain sisi teryata orang yang aku kasihi menyakitiku.

          Dia akan pergi. Tinggal menghitung waktu. Aku merasa seperti kehilangan oksigen dan paru-paruku mengerut. Sakit sekali. Aku seperti kehilangan darah dan jantungku hanya mampu berdetak setengah kali lebih lambat dari biasanya. Memikirkannya membuat aku luar biasa sedih. Membayangkannya membuat aku ingin menangis. Jika dia tak ada aku tak tahu harus bagaimana. Dia adalah kawan yang paling dekat denganku, dengan jiwaku, dengan ragaku, dengan hatiku. Seorang dia menjadi penuntun langkahku bagai lilin kala gelap menyergap. Pelitaku. Kompasku. Pusat orbitku. Matahariku. Pusat diriku.

          Tiga jam sebelum kepergiannya dia mendatangiku. Dia antara jeda pergantian pagi dan siang. Aku sudah memperkirakan ini akan terjadi. Namun otakku terlalu sesak untuk mengucapkan selamat jalan. "Aku akan pergi," akhirnya kata-kata itu meluncur dari bibirnya. Tersenyum adalah hal yang paling sanggup aku berikan padanya. Bukan sebuah senyuman manis seseorang yang mengikhlaskan pujaan hatinya untuk pergi, melainkan sebuah senyum pasrah dan tak berdaya." Aku akan lama di sana jadi jaga diri baik-baik," itulah kalimat kedua yang ia ucapkan. Aku berusaha mendorong sebuah tawa kali ini tapi yang keluar hanyalah sebuah dengusan lemah tanda tersiksa. Harusnya aku senang jika tahu ia akan bersenang-senang entah di mana ia akan pergi natinya. Namun aku tidak pernah tenang jika ia pergi meninggalkan aku, apalagi jauh dan lama. Aku jadi benci sekali dirinya.

          "Tersenyumlah untukku," pintanya.

          "Apa?" aku bertanya alih-alih tersenyum.

          "Apa kamu rela tak bertemu denganku untuk waktu yang lama?"

          "Aku tidak pernah memilih pilihan itu. Kamu yang memutuskan."

          "Tapi aku bisa apa? Aku dibutuhkan di sana. Keluargaku perlu aku."

          "Seperti aku perlu kamu," potongku.

          "Ya, tapi ini berbeda. Tolong jangan buat aku bingung. Mengerti aku!" Ia menjadi sedikit tak sabar.

          "Lantas, siapa yang akan mengertia aku?" Teriakku.

          "Aku akan bersamamu selama apapun yang kamu mau setelah keluargaku selesai denganku," katanya pasrah." Aku janji."

          "Aku tidak butuh janji."

          "Tapi aku juga ingin bisa bersama kamu. Aku bingung."

          "Pergi saja!"

          "Aku..."

          "Pergi! Waktumu sudah habis untuk bersamaku. Bukankah waktumu terbatas bersamaku? Tidak ada yang selama apapun untukku."

          "Maafkan aku" dan kali ini dia menangis di hadapanku.

          Aku yang berhasil berpura-pura tegar ternyata menjadi luar biasa tersentuh olehnya. Aku menjadi merasa bersalah sekali padanya. Seharusnya aku tahu bagaimana bingungnya dia memilih antara aku dan keluarganya. Namun, dia sudah memilih. Akhirnya dia pergi untuk benar-benar pergi jauh setelah aku enggak berkata-kata lagi. Aku melihat punggungnya yang menjauh. Kepalanya tertunduk lesu. Aku menyayanginya, itu pasti. Aku pun tidak sanggup menjadi orang yang mengalami hal serupa. Jika bisa memilih, aku ingin menjadi orang tanpa masalah. Aku menagis.

          Sudah sangat dekat kali ini dari jam kepergiannya. Aku belum menempahkan segala perasaanku padanya. Aku benar-benar menyesal. Pasti akan terasa indah sekali bila masih sempat memeluknya sebelum ia pergi. Pasti keadaannya akan lain. Tapi aku rasa ini amatlah sangat wajar. Sudah lama, berhari-hari, aku tak tahu sejak kapan aku rajin menangis mengingatnya mengacuhkanku dan lebih-lebih mengetahui kenyataan dia akan pergi.

          Meyakitkan sekali.

          Tak ada kata-kata indah yang menyatakan pamit. Tak ada untaian pesan, tak ada peluk cium sayang demi melekatkannya di benak, di raga, dan di jiwa agar bisa jadi pelepas rindu yang bisa setiap saat menyergap. Tak ada tatapan 'sebenarnya enggan pergi  meninggalkanmu dan cepat-pulang' dan tatapan 'jangan tinggalkan aku. Tak ada genggaman hangat itu yang menyejukkan hati, apalagi air mata pilu karena ditingalkan.

          Simpan semua itu karena melihatnya saja pun aku tak bisa. Buang mimpi itu. Aku tak bisa merengkuhnya. Melihatnya pun tidak untuk yang terakhir kali atas pertemuan kami yang seharusnya bisa menjadi lebih indah. Namun aku masih ingat kala dia menyakitiku dengan amat sangat. Belum ada kata maaf yang indah tapi dia sudah memutuskan untuk pergi.

          Aku tiba-tiba sadar merasa semakin ditinggalkan.

          Aku ingin berlari mengejarnya walaupun dia bersama banyak orang. Walau hanya untuk melihatnya. Walau aku akan dianggap gila. Karena, di atas semuanya, aku tahu dia pasti akan menghampiriku. Aku benar-benar ingin berlari menuju dirinya yang sekarang masih dekat denganku. Aku hanya ingin berlari. Jauh, apakah itu menemuinya untuk mengatakan perasaan rindu dan cintaku yang telah lama tertahan seblum dia berangkat. Atau berlari untuk mencari pelarian agar aku bisa lupa akan dia karena mengingatnya jauh membuat aku sedih dan selalu ingin menagis.

          Aku ingin tahu betapa sedih dan harusnya aku. Berharap dengan begitu dia bisa menghentikan langkahnya untuk pergi jauh dari aku, meletakkan kembali kopernya, membatalkan tiketnya, dan mungkin meminta maaf kepada seluruh keluarganya karena batal pergi. Aku juga akan meminta maaf. Aku ingin itu. sangat menginginkan itu agar dia menoleh sekali lagi padaku dan sadar bahwa ada seseorang yang telah lama dia tinggalkan dan pinggirkan. Aku berharap dia akan memelukku, jadi pergi atau tidak. Realita ini tak membuat aku semakin merasa baik.

          Aku tidak ingin sendiri karena duniaku sudah terasa sepi walau hanya tanpanya. Aku amat ingin pelukannya yang erat dan amat ingin pula memeluknya dengan erat seperti aku tidak akan pernah membiarkannya pergi tanpa sisa-sisa aroma tubuhku menempel di bajunya dan sisa-sisa aroma tubuhnya menempel di bajuku. Karena itu akan membekas selamanya.

          Aku sangat ingin mengatakan semua kata cinta yang tercipta tanpa rumus untuknya. Sebelum terlambat. Agar, setidaknya aku bisa melepasnya dengan tenang. Agar, setidaknya  dia mengetahui bahwa aku mencintainya dan aku telah memaafkannya, bahkan berjanji tidak akan marah lagi jika dia tidak pergi. Aku ingin berteriak agar dia tidak pergi.

          Tapi dia tetap akan pergi.

          Karena aku telah memarahinya dengan amat sangat yang disebabkan kesalahannya. Dia pasti tahu itu. Dia pasti juga berharap aku akan memaafkannya agar dia bisa pergi dengan tenang meninggalkan aku tanpa hati yang luka karenanya. Dia sudah dewasa dan memanjakanmu dengan amat sangat. Aku hanya kadang terlalu arogan dan tak menyadarinya. Tak pernah benar-benar menyadarinya. Aku hanya tidak ingin diabaikan. Aku mencintainya. Dia mencintaiku, maka aku ingin membiarkannya pergi membuang jenuhnya dan kembali padaku dengan segala hal yang aku tahu akan menjadi lebih baik.

          'Hai, maaf aku harus berjanji lagi padamu tapi kali ini aku bersungguh-sungguh. Aku akan kembali padamu. Secepatnya. Dan itu pasti." Itu kata-katanya yang kau dengar saat detik terakhir kepergiaannya telah berdentang.

          Kau tahu itu.

Sumber :  kawankumagz.com

Jumat, 22 Maret 2013

Hening di Ujung Senja

Ia tiba-tiba muncul di muka pintu. Tubuhnya kurus, di sampingnya berdiri anak remaja. Katanya itu anaknya yang bungsu. Kupersilakan duduk sambil bertanya-tanya dalam hati, siapa mereka berdua?
“Kita teman bermain waktu kecil. Di bawah pohon bambu. Tidak jauh dari tepi Danau Toba,” katanya memperkenalkan diri. Wau, kataku dalam hati. Itu enam puluh tahun yang lalu. Ketika itu masih anak kecil, usia empat tahun barangkali. “Ketika sekolah SD kau pernah pulang ke kampung dan kita bersama-sama satu kelas pula,” katanya melanjutkan. Aku tersenyum sambil mengangguk-angguk. Belum juga dapat kutebak siapa mereka. Ia seakan-akan mengetahui siapa mereka sesungguhnya. “Wajahmu masih seperti dulu,” katanya melanjutkan. “Tidakkah engkau peduli kampung halaman?” tanyanya. “Tidakkah engkau peduli kampung halamanmu?” tanyanya membuat aku agak risih. Dulu pernah keinginan timbul di hati untuk membangun kembali rumah di atas tanah adat yang tidak pernah dijual. Pelahan-lahan timbul ingatan di dalam benakku.

“Rumah kita dahulu berhadap-hadapan, ya?” kataku. Ia mengangguk. “Kalau begitu, kau si Tunggul?”

“Ya,” jawabnya dengan wajah yang mulai cerah.

Lalu ia mengatakan perlunya tanah leluhur dipertahankan. “Jangan biarkan orang lain menduduki tanahmu. Suatu saat nanti, keturunanmu akan bertanya-tanya tentang negeri leluhur mereka,” katanya dengan penuh keyakinan. “Kita sudah sama tua. Mungkin tidak lama lagi kita akan berlalu. Kalau kau perlu bantuan, aku akan menolongmu.”

“Akan kupikirkan,” kataku. “Nanti kubicarakan dengan adik dan kakak,” jawabku.

Pertemuan singkat itu berlalu dalam tahun. Pembicaraan sesama kakak-beradik tidak tiba pada kesimpulan. Masing-masing sibuk dengan urusan sendiri. Dan ketika aku berkunjung ke kampung halaman, kutemukan dia dengan beberapa kerabat dekat lainnya. Kudapati ia terbaring di tempat tidur, di ruangan sempit dua kali dua meter. Beberapa slang oksigen di hidungnya. Ia bernapas dengan bantuan oksigen. Matanya berkaca-kaca sambil mulutnya berkata, “Kudengar kau datang. Beginilah keadaanku. Sudah berbulan-bulan.” Agak sulit baginya berbicara. Dadanya tampak sesak bernapas. Aku tidak mungkin berbicara mengenai tanah itu. Kuserahkan persoalannya kepada keluarga dekat.

Dalam kesibukan, waktu jua yang memberi kabar. Seorang kerabat dekat, waktu berjumpa di Jakarta, berbisik padaku, “Tunggul sudah tiada, pada usia yang ke-67.”

“Oh, Tuhan,” kataku kepada diriku sendiri. Kami lahir dalam tahun yang sama. Sebelum segala sesuatu rencana terwujud, usia telah ditelan waktu! Giliranku? bisikku pada diriku.

***

Rendi selalu datang dalam mimpi. Diam-diam, lalu menghilang. Dahulu ia teman sekantor. Tetapi, karena mungkin ingin memperbaiki nasib, ia mengirim istrinya ke Amerika, justru ingin mengadu nasib. Ia menyusul kemudian, dengan meninggalkan pekerjaan tanpa pemberitahuan. Lewat Bali, Hawaii, ia sampai ke California. Di negeri penuh harapan ini ia memulai kariernya yang baru, bangun subuh dan mengidari bagian kota, melempar-lemparkan koran ke rumah-rumah. Entah apalagi yang dilakukannya, demi kehidupan yang tidak mengenal belas kasihan.

Setahun berada di sana, ia kehilangan istrinya, derita yang membawa duka karena kanker payudara. Sepi merundung hidupnya, di tengah keramaian kota dan keheningan pagi dan senja, membuatnya resah. Barangkali hidup tidak mengenal kompromi. Kerja apa pun harus dilakukan dengan patuh. Tetapi usia yang di atas enam puluhan itu cukup melelahkan untuk bertahan hidup. Tiada kawan untuk membantu. Semua bertahan hidup harus berkejaran dengan waktu. Dari agen koran subuh, sampai rumah jompo dari siang sampai senja, lalu pulang ke apartemen, merebahkan diri seorang diri, sampai waktu mengantar subuh dan mengulangi ritual siklus kehidupan.

Dari kesunyian hati itu, ia cuti ke tanah air, untuk mencari teman hidup pada usia senja.

Tetapi, dalam kesunyian di tanah air, ia mengembara seorang diri, dengan bus dan kereta api. Seperti seorang turis, suatu senja, entah serangan apa yang mendera dadanya, barangkali asmanya kumat. Ia terkulai di ruang hajat. Di sebuah stasiun kereta, petugas mencoba membuka kamar toilet. Menemukan kawan itu dalam keadaan tidak bernyawa. Identitas diketahui dengan alamat di Los Angeles. Petugas stasiun menghubungi nama yang tertera di Los Angeles. Dari Los Angeles datang telepon ke alamat di Bandung. Dari Bandung berita disampaikan kepada anaknya, tetapi kebetulan sedang ke Paris. Jenazah dibawa ke rumah anaknya, dan dimakamkan kerabat dekat yang ada di kota “Y”.

Tragis, pada usia ke-64 itu, ia mengembara jauh merajut hidup, tapi ia berhenti dalam kesepian, jauh dari kenalan dan kerabat. Beberapa kenalan saja yang menghantarnya ke tempat istirah.

Terlalu sering ia datang di dalam mimpi yang membuatku galau.

***

Beberapa waktu kemudian, aku mendapat SMS. Aku berhenti di pinggir jalan ramai dan mencoba membaca berita yang masuk.

Lusiana baru saja meninggal dunia. Tutup usia menjelang ulang tahun ke-61.

Besok akan dimakamkan. Kalau sempat, hadirlah.

Lusiana seorang sekretaris eksekutif yang hidup mati demi kariernya. Ia lupa kapan ia pernah disentuh rasa cinta, sampai cinta itu pun ditampiknya. Menjelang usia renta, ia menyaksikan ayah dan ibunya satu demi satu meninggalkan hidup yang fana. Juga abangnya, pergi mendadak entah menderita penyakit apa. Karier tidak meninggalkan bekas. Tidak ada ahli waris. Kawan-kawan meratapinya, dan melepasnya dalam kesunyian hati.

Hening di atas nisannya. Burung pun enggan hinggap dekat pohon yang menaungi makamnya.

Tidak biasa aku berlibur dengan keluarga. Kepergian ini hanyalah karena anak yang hidup di tengah keramaian Jakarta, yang berangkat subuh dan pulang menjelang tengah malam dari kantornya. Ada kejenuhan dalam tugasnya yang rutin, membuat ia mengambil keputusan libur ke Bali bersama orang tua. Aku yang terbiasa masuk kantor dan pulang kantor selama puluhan tahun, kerapkali lupa cuti karena tidak tahu apa yang harus dilakukan waktu cuti. Dan kini, aku duduk di tepi laut Hindia, menyaksikan ombak memukul-mukul pantai, dan sebelum senja turun ke tepi laut, matahari memerah dan bundar, cahaya keindahan Tuhan, sangat mengesankan ratusan orang dari pelbagai bangsa terpaku di atas batu-batu.

Tiba-tiba ada dering di HP istriku, sebuah SMS dengan tulisan:

Tan, Ibu Maria baru saja meninggal dunia. Kasihan dia. Di dalam Kitab Sucinya banyak mata uang asing.

Ibu Maria menyusul suaminya yang sudah bertahun-tahun meninggal dunia, dalam usianya yang ke-72. Ia pekerja keras sepeninggal suaminya yang dipensiunkan sebelum waktunya. Suaminya meninggal dalam usia ke-67 saat anaknya berpergian ke luar negeri dan tidak hadir ketika penguburannya.

Ibu Maria meninggal mendadak.

***

Aku baru saja menerima telepon dari kakakku yang sulung, dalam usianya yang ke-78. Kudengar suaranya gembira, walaupun aku tahu sakitnya tidak kunjung sembuh. Kalimat terakhirnya dalam telepon itu berbunyi: Tetaplah tabah, Dik. Kamu dan anak-anakmu, semua anak cucuku dan buyut, supaya mereka tetap sehat….

Dan tadi pagi, aku teringat. Usia menjelang ke-70, walaupun sebenarnya belum sampai ke situ, aku bertanya-tanya kepada diriku, jejak mana yang sudah kutoreh dalam hidup ini, dan jejak-jejak apakah yang bermakna sebelum tiba giliranku?

Aku tepekur.

Hening di ujung senja.

Sumber: cerpenkompas.wordpress.com

Orgasme Bisa Didapatkan lewat Rangsangan Manual

Pasangan mesra (Foto: Google)

BEBERAPA wanita tidak mengalami orgasme dalam arti yang sebenarnya. Namun, mereka mencapai puncak gairah setelah merasa santai dan menyadarinya.

Sebaliknya, wanita yang menjadi sangat terangsang dan tidak mengalami orgasme bisa merasakan ketidaknyamanan gugup dalam panggul mereka. Dan banyak wanita sebenarnya tidak begitu sadar bahwa mereka telah mengalami orgasme yang diinginkan.

Berdasarkan ulasan Mid Day, ada beberapa cara untuk mengetahui bahwa Anda telah mencapai orgasme tersebut.

 - Hanya sekira sepertiga dari wanita mengalami orgasme secara teratur selama hubungan seksual. Sepertiga dapat mencapai orgasme dengan hubungan seksual, tetapi membutuhkan rangsangan ekstra. Satu dari tiga orang tidak pernah mencapai orgasme selama hubungan seksual, tapi bisa klimaks dengan rangsangan manual dan oral.

- Anda bukan seorang pasangan yang buruk jika pasangan tidak meraih orgasme. Meskipun ada banyak cara di mana pasangan membantu mencapai orgasme wanita. Namun pada akhirnya, seorang wanita bertanggung jawab untuk kesenangan seksualnya sendiri.

 - Wanita jarang mengeluh tentang pasangan mereka. Namun, mereka suka merasa terhubung dengan pasangan seperti menyentuh tubuhnya dengan lembut.

- Sekitar dua pertiga dari wanita masturbasi dalam kehidupan mereka. Mereka mungkin ingin merasakan kenikmatan diri sendiri. Kebanyakan wanita mengalami orgasme melalui masturbasi dan penelitian menunjukkan bahwa orgasme cenderung lebih intens daripada yang mereka alami dengan pasangan.
(tty)

Sumber: okezone.com 

Posisi Seks Ini Bikin Pria Tahan Lama Bersanggama

ANCAMAN ejakulasi dini menjadi ketakutan terbesar pria saat bercinta. Namun, Anda jangan khawatir menghadapinya. Posisi seks berikut mampu meningkatkan kepercayaan diri Anda sehingga sesi bercinta lebih lama.

Bercinta dengan pasangan tidak saja dibutuhkan kerja sama untuk mempertahankan gairah di ranjang, tapi juga komunikasi intens. Salah satu hal yang diperbincangkan, yakni pemilihan posisi seksual yang tepat untuk dipraktikkan. Hal ini menjadi poin penting agar sesi bercinta bisa bertahan lama.

Saat berhubungan seks, hal terbesar yang ingin diwujudkan yakni bisa bertahan lama di tempat tidur. Ya, mampu bertahan lama tanpa ejakulasi dini bisa membuat pria dan wanita merasakan kepuasan seksual. Permasalahannya, serangan ejakulasi dini jadi momok tersendiri bagi pria. Tak heran, minum pil hingga suplemen tertentu yang dipercaya menjanjikan daya tahan seksual sering dikonsumsi pria.

Namun, ketimbang Anda melakukan hal tersebut, kenapa tidak memilih posisi bercinta yang tepat di mana bisa membuat keperkasaan lebih lama bersama pasangan. Ada tiga posisi yang bisa dicoba, seperti dilansir Procalisxonline.

Posisi misionaris menjadi posisi pilihan yang bisa dicoba. Meski posisi ini mengancam ejakulasi dini karena gesekan yang terjadi lebih banyak sehingga membuat klimaks lebih cepat datang, namun Anda bisa memasukkan trik khusus untuk mengantisipasi hal tersebut. Caranya, ketika klimaks mulai terasa, segera tarik Mr P Anda dan tahan sejenak. Seusai sensasi mereda, Anda dapat melanjutkan penetrasi kembali. Teknik ini bekerja sangat luar biasa, terutama jika Anda melatihnya sehingga ejakulasi dini dapat ditunda.

Langkah kedua yang bisa dilakukan, yakni duduklah dengan kaki menyilang sementara pasangan duduk di atas dengan kaki membelakangi Anda. Biarkan pasangan mengambil alih penetrasi sementara waktu sementara Anda fokus pada payudaranya atau memberikan sentuhan pada titik sensitif lainnya. Posisi ini dapat bekerja dengan baik dan fantastis bagi kenikmatan bercinta.

Langkah ketiga yang bisa dicoba yakni melakukan posisi seksual yang disebut rear penetration. Biarkan dia berbaring sambil sedikit melihat ke bawah. Kemudian, angkat salah satu kakinya ke belakang dan lakukan penetrasi. Mungkin dia akan mengencangkan sedikit Miss V-nya, tetapi hal ini akan meningkatkan kepuasan bercinta. Tak hanya itu, bagi banyak orang, posisi ini bisa membuat daya tahan bercinta semakin tinggi. (tty)

Sumber: okezone.com

Foto Lucu Hewan

Memotret aktivitas hewan selalu menarik, bahkan bila jepretan tersebut pada momen yang tepat akan menghasilkan gambar yang bercerita.Seperti misalnya Foto Lucu Hewan berikut, semoga bisa menyegarkan hari kamu yang penat dengan berbagai tugas harian.

1. Bangau Balapan




 2. Sate Ikan by Burung



 3. Don’t Go

 4. Ikan “terbang”



 5. Gidik-gidik



 6. Lensa apa Kenari



 7. Tupai Orasi



 8. Pasrah
 9. Abracahiu



 10. Domba Terbang



 11. Kelinci The Air



 12. Rebutan Ikan
 Sumber: Foto Lucu Hewan
http://www.buzzfeed.com/



Minggu, 17 Maret 2013

10 Jenis Ikan Paling Cantik Di Dunia

1. Mandarin Fish
Ada 2 varietas dari spesies ini, yaitu Mandarinfish standar dan Psychedelic Mandarin. Yang standar biasanya memiliki pola dan warna yang lebih bagus dibanding Psychedelic. Harganya tidak lebih dari $20 per ekor, namun yang menjadi masalah adalah makanannya yang sulit dicari.

2. Discus
Ikan ini merupakan spesies ikan air tawar yang mungkin merupakan ikan air tawar yang paling cantik. Harganya sangatlah mahal, anakan yang panjangnya hanya sekitar 3 inchi berkisar antara $50-$80.

3. Lion Fish
Ikan ini disebut juga Zebrafish. Tulang belakangnya itu memiliki racun yang sangat meyakitkan dan cukup efektif.

4. Moorish Idol
Ikan ini sangat susah untuk dipelihara dengan akuarium standar, dan juga harganya yang melejit selangit.

5. Koi
Ada banyak variasi warna dari ikan koi (sekitar 100-an). Koi dapat memiliki warna oranye, merah, putih, keemasan, atau hitam. Beberapa penggemar koi rela membayar ribuan dolar untuk seekor koi hanya untuk mencari pola warna koi yang langka.

6. Flame Angel
Ikan ini memiliki hubungan dekat dengan Coral Beauty. Sifatnya sama seperti Coral Beauty, tapi sifatnya tidak 'seteguh' Coral Beauty.

7. Coral Beauty
Ikan ini tergolong ikan yang mudah dipelihara di dalam akuarium dan dapat bertahan baik dalam habitatnya.

8. Regal Tang
Ikan ini tergolong dalam family surgeonfish, yang memiliki pisau kecil dari zat kapur yang dapat disembunyikan di depan sirip ekornya. Pisau kecil ini digunakan terutama untuk sistem pertahanan dalam menghadapi predator.

9. Parrot Fish
Dinamakan demikian karena bentuk mulutnya yang mirip paruh burung. Ikan ini menggunakan mulutnya yang seperti paruh itu untuk memecah dan memakan invertebrata kecil yang hidup di daerah koral. Biasanya mereka akan memakan utuh-utuh bebatuan koral atau pasir laut lalu mengunyah invertebrata yang ada di dalamnya, lalu membuang sisanya.

10. African Cichlids
Ikan ini diucapkan sebagai "Sick-Lids". Ikan ini ditemukan di 3 danau di Afrika : Malawi, Tanganyika, dan Victoria.
Spesies yang ada di Danau Victoria jumlahnya kurang beragam dan kurang berwarna-warni dibandingkan dengan lainnya. Biasanya mereka tumbuh hingga 6-7 inchi, dengan pengecualian untuk spesies Frontosoa, yang bisa tumbuh sampai 12-14 inchi. Ikan-ikan ini adalah ikan-ikan air tawar yang bisa dengan gampang dipelihara di akuarium rumahan. Selain di Afrika, ada juga spesies ikan ini yang hidup di perairan Amazon, tapi ukurannya lebih besar dan lebih agresif dari yang di Afrika.

Sumber: hazissac.blogspot.com