Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh kondisi umat islam pada
masa dinasti Abbasiyah di Baghdad. Kondisi umat Islam saat itu
menunjukkan situasi yang semakin melemah dari waktu ke waktu. Umat
Islam mengalami perpecahan sehingga menyebabkan berdiri nya beberapa
kerajaan Islam di beberapa daerah. melihat kondisi yang demikian tak di
sia-siakan begitu saja oleh orang-orang nasrani yang merasa kesempatan
emas untuk mencoreng wajah umat Islam dan membuat umat Islam jatuh ada
di depan mata. Diam-diam mereka telah menyusun rencana
untuk mencuri jasad Nabi Muhammad. Setelah terjadi kesepakatan oleh para
penguasa Eropa, mereka pun mengutus dua orang nasrani untuk menjalankan
misi keji itu. Misi itu mereka laksanakan bertepatan
dengan musim haji. Dimana pada musim itu banyak jamaah haji yang datang
dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan ibadah haji. Kedua orang
nasrani ini menyamar sebagai jamaah haji dari Andalusia
yang memakai pakaian khas Maroko. Kedua spionase itu ditugaskan
melakukan pengintaian awal kemungkinan untuk mencari kesempatan mencuri
jasad Nabi SAW.
Setelah
melakukan kajian lapangan, keduanya memberanikan diri untuk menyewa
sebuah penginapan yang lokasinya dekat dengan makam Rasulullah. Mereka
membuat lubang dari dalam kamarnya menuju makam Rasulullah.
Belum
sampai pada akhir penggalian, rencara tersebut telah digagalkan oleh
Allah melalui seorang hamba yang akhirnya mengetahui rencana busuk itu
Sultan
Nuruddin Mahmud bin Zanki, adalah seorang hamba sekaligus penguasa
Islam kala itu yang mendapatkan petunjuk melalui mimpi akan ancaman
terhadap makam Rasulullah.
Sultan
mengaku bermimpi bertemu dengan Rasulullah sambil menunjuk dua orang
lelaki berambut pirang dan berujar: “ Wahai Mahmud, selamatkan jasadku
dari maksud jahat kedua orang ini.” Sultan terbangun dalam keadaan
gelisah lalu beliau melaksanakan sholat malam dan kembali tidur. Namun,
Sultan Mahmud kembali bermimpi berjumpa Rasulullah hingga tiga kali
dalam semalam.
Malam
itu juga Sultan segera mempersiapkan diri untuk melakukan perjalanan
dari damaskus ke madinah yang memakan waktu 16 hari, dengan mengendarai
kuda bersama 20 pengawal serta banyak sekali harta yang diangkut oleh
puluhan kuda. Sesampainya di Madinah, sultan langsung menuju Masjid
Nabawi untuk melakukan sholat di Raudhah dan berziarah ke makam Nabi
SAW. Sultan bertafakur dan termenung dalam waktu yang cukup lama di
depan makam Nabi SAW.
Lalu menteri Jamaluddin menanyakan sesuatu, “Apakah Baginda Sultan mengenal wajah kedua lelaki itu? “Iya”, jawab Sultan Mahmud.
Maka
tidak lama kemudian Menteri Jamaludin mengumpulkan seluruh penduduk
Madinah dan membagikan hadiah berupa bahan makanan sambil mencermati
wajah orang yang ada dalam mimpinya. Namun sultan tidak mendapati orang
yang ada di dalam mimpi itu diantara penduduk Madinah yang datang
mengambil jatah makanan. Lalu menteri Jamaluddin menanyakan kepada
penduduk yang masih ada di sekitar Masjid Nabawi. “Apakah diantara
kalian masih ada yang belum mendapat hadiah dari Sultan?”
Tidak
ada, seluruh penduduk Madinah telah mendapat hadiah dari Sultan,
kecuali dua orang dari Maroko tersebut yang belum mengambil jatah
sedikitpun. Keduanya orang saleh yang selalu berjamaah di Masjid
Nabawi.” Ujar seorang penduduk.
Kemudian
Sultan memerintahkan agar kedua orang itu dipanggil. Dan alangkah
terkejutnya sultan, melihat bahwa kedua orang itu adalah yang ia lihat
dalam mimpinya. Setelah ditanya, mereka mengaku sebagai jamaah dari
Andalusia Spanyol. Meski sultan sudah mendesak bertanya tentang kegiatan
mereka di Madinah. Mereka tetap tidak mau mengaku. Sehingga sultan
meninggalkan kedua lelaki itu dalam keadaan penjagaan yang ketat.
Kemudian
sultan bersama menteri dan pengawalnya pergi menuju ke penginapan kedua
orang tersebut. Sesampainya di rumah itu yang di temuinya adalah
tumpukan harta, sejumlah buku dalam rak dan dua buah mushaf al-Qur’an.
Lalu sultan berkeliling ke kamar sebelah. Saat itu Allah memberikan
ilham, sultan Mahmud tiba-tiba berinisiatif membuka tikar yang
menghampar di lantai kamar tersebut. Masya Allah, Subhanallah, ditemukan
sebuah papan yang di dalamnya menganga sebuah lorong panjang, dan
setelah diikuti ternyata lorong itu menuju ke makam Nabi Muhammad.
Seketika
itu juga, sultan segera menghampiri kedua lelaki berambut pirang
tersebut dan memukulnya dengan keras. Setelah bukti ditemukan, mereka
mengaku diutus oleh raja Nasrani di Eropa untuk mencuri jasad Nabi SAW.
Pada pagi harinya, keduanya dijatuhi hukum penggal di dekat pintu timur
makam Nabi SAW. Kemudian sultan Mahmud memerintahkan penggalian parit di
sekitar makam Rasulullah dan mengisinya dengan timah. Setelah
pembangunan selesai, sultan Mahmud dan rombongan pulang ke negeri Syam
untuk kembali memimpin kerajaannya.
Sumber: http://zilzaal.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar