Staf Direktorat Sistem Manajemen Investasi
Dajjal mengelabui manusia dengan menampakkan air sebagai api dan api sebagai air. Ia juga menampakkan uang kertas takbernilai sebagai harta bernilai.
Salah satu pertanda dekatnya hari kiamat adalah merajalelanya Dajjal serta Ya’jud dan Ma’jud di muka bumi ini. Terlepas dari berbagai macam tafsiran akan bangsa Ya’jud dan Ma’jud serta Dajjal ini, Rosulullah Muhammad sallalahu alayhi wa sallam telah memberikan kabar bahwa salah satu ciri dari Dajjal ini adalah bahwa mereka
membawa/menawarkan surga dan neraka, membawa sungai api dan sungai air. Tapi, sebenarnya surga yang ditawarkan adalah neraka sedangkan yang neraka adalah surga. Demikian juga halnya sungai api adalah sungai air sedangkan sungai air adalah api.
Demikian diungkapkan oleh Maulana Muhammad Ali dalam terbitan Darul Kutubil Islamiyah Jakarta setelah diterjemahkan oleh H.M. Bachrun dalam buku yang berjudul Dajjal, Ya’jud dan Ma’jud. Dalam kitab Shahih Muslim No.5227 disebutkan, Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata: Rasulullah sallalahu alayhi wa sallam. bersabda: Inginkah kamu sekalian aku beritahukan tentang Dajjal, suatu keterangan yang belum pernah diceritakan seorang nabi kepada kaumnya? Sesungguhnya ia buta sebelah mata, ia datang dengan membawa sesuatu seperti surga dan neraka. Maka apa yang dikatakannya surga adalah neraka dan aku telah memperingatkan kalian terhadapnya sebagaimana Nabi Nuh telah memperingatkan kaumnya.’
Siapa Dajjal?
Maulana Muhammad Ali juga menuliskan bahwa mengalahkan Dajjal adalah dengan dalil. Itulah salah satu cara membentengi diri. Masih menurut Maulana Muhammad Ali, bahwa Dajjal bukanlah satu mahluk melainkan segolongan bangsa. Kamus Lisanul Arab menyebutkan beberapa pendapat mengenai hal ini, mengapa disebut namanya sebagai Dajjal. Kata Dajjal sendiri bersal dari kata dajala yang artinya menutupi (sesuatu).
Beberapa pendapat yang dikemukakan dalam kamus tersebut antara lain bahwa ia disebut Dajjal karena ia pembohong yang menutupi kebenaran dengan kepalsuan. Pendapat lain menyatakan karena ia menutupi bumi dengan bilangan atau jumlahnya yang sangat besar. Pendapat lain mengemukakan bahwa karena ia menutupi manusia dengan kekafiran maka ia disebut Dajjal. Adapula yang mengatakan karena mereka tersebar dan menutupi seluruh muka bumi.
Pendapat terakhir menyatakan bahwa dajjal itu bangsa yang menyebarkan barang produksinya, barang buatannya keseluruh dunia. Artinya ia menutupi dunia dengan barang dagangannya dan ia mentupi maksud hatinya yang sebenarnya dengan kata-kata palsu dan tipu muslihat.
Uang Kertas Sihir Dajjal
Membaca ulasan Bapak Marsono, Al Wakil Wakala At Tawazun dalam artikelnya, Uang di Dunia Matrix, bahwa selama ratusan tahun kita terbelenggu dengan kesejahteraan semu dengan penggunaan uang kertas tanpa kita
A Riawan Amin juga mengungkapkan bahwa sistem moneter dunia saat ini didasarkan atas tiga pilar setan yang salah satunya adalah konsep system fiat money. Apa bila diistilahkan maka fiat money alias uang kertas tidak lain adalah uang semu yang sama sekali tidak memiliki daya beli. Uang yang sayang sekali adalah pegangan hampir seluruh manusia dibumi dimasa ini.
Inilah salah satu bentuk muslihat yang dibawa oleh Dajjal. Mereka membawa sungai air, yang dalam hal ini adalah uang kertas yang tiada memiliki nilai, tidak memiliki harga yang materiil. Dengan uang ini manusia dibuai dengan kekayaan, dengan uang semu ini pula ummat Islam dicederai dalam pelaksanaan agamanya. Ummat Islam dibuai bahwa kepraktisan uang kertas akan memudahlan dalam menjalankan perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Menghitung segala bentuk infaq, menentukan zakat, shodaqoh dan lain sebagainya dengan uang kertas. Maka Ummat Islampun kehilangan ruh dari pelaksanaan syariat. Ummat islam menjadi terbiasa dengan hitungan hitungan semu dan diperdaya oleh akad-akad penuh tipu muslihat dan kecurangan dalam setiap muamalahnya. Dan hasilnya adalah kekalahan secara ekonomi pada masa kontemporer ini.
Rasululloh Muhammad sallalahu alayhi wa sallam telah berpesan untuk melawan dajjal dengan dalil, maka untuk melawan sungai air yang ditawarkan oleh golongan dajjal dalam sistem ekonomi ini, sudah tentu harus kembali pada nuqud nabawiah, mata uang surgawi dalam istilah A Riawan Amin. Mata uang yang dicontohkan Nabi Muhammad sallalahu alayhi wa sallam dalam kehidupan sehari-hari beliau, mata uang nabawiyah. Penerapan kembali uang emas dan perak seperti pada masa Rosululloh Muhammad sallalahu alayhi wa sallam dalam perekenomian internasional adalah suatu keharusan. Mengembalikan kembali tatanan perekonomian yang diridhoi oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Kesimpulan
Mempraktekkan kembali penggunaan nuqud nabawiyah, dinar dan dirham dengan standar yang benar dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam kewajiban berzakat, ketentuan tentang diyat dan hudud, serta sunnah Nabi, sallalahu alayhi wa sallam, seperti pembayaran mahar, sedekah, maupun ketentuan dalam muamalat seperti shirkat, qirad, dan lain sebagainya adalah suatu keharusan. Pelaksanaannya dengan sebaik-baiknya akan menjadikan perekonomian Ummat Islam kembali kuat dan sekaligus membentengi diri dari pengaruh Dajjal. Tidak akan ada lagi istilah krisis moneter yang tak lain akibat dari sistem uang kertas, yang sepenuhnya berbasis pada riba. Dinar dan Dirham adalah jawabannya, solusi perbaikan ekonomi Ummat.
Sumber: http://zilzaal.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar