Komunitas Mandi di Bangladesh memiliki tradisi unik yang menganut sistem kekerabatan matrilineal di mana perempuan menjadi pemimpin keluarga. Walaupun begitu mereka masih membutuhkan peran pria untuk melakukan pekerjaan berat. Hal ini akhirnya membuat tradisi ini memperbolehkan seorang pria boleh menikahi seorang ibu sekaligus anak perempuannya.
Dilansir oleh marieclaire Orola Dalbot yang kini sudah berumur 30 tahun tidak pernah menyangka kalau pria yang akan menjadi suaminya adalah suami dari ibu kandungnya. Hal ini terjadi karena ayah Orola meninggal saat ia kecil. Dan sang ibu harus segera menikah lagi tetapi dengan pria dari klan yang sama dengan mendiang ayahnya. Karena umur pria dari klan mendiang ayahnya yang lebih muda, ibu Orola diperbolehkan menikah asalkan juga menikahkan anak perempuannya sebagai istri kedua dengan pria muda calon suaminya. Hal ini dilakukan sebagai pengganti tugas saat istri pertama menjadi tua.
Kekaguman Orola akan ayah tirinya berubah menjadi ketakutan. Awalnya ia ingin lari dari rumah tapi ia tak bisa meninggalkan ibunya. Apalagi dengan fakta kalau ia dinikahkan saat masih sangat kecil. Orola sendiri tak ingat bagaimana rupa dari pesta pernikahannya. Ia dinikahkan satu paket dengan pernikahan ibunya yang waktu itu berumur 25 tahun.
Kini Orola sudah menerima tradisi yang hampir punah dan dilarang oleh agama ini dengan damai. Sekarang ia adalah ibu dari tiga orang anak yang berusia 14 tahun dan 7 tahun dan seorang putri berusia 19 bulan hasil dari perkawinannya dengan ayah tirinya Noten. Mereka tinggal satu rumah kecil di mana mata pencahariannya adalah menjual minyak untuk memasak dan lilin. Selain itu mereka juga memiliki tanah kecil yang ditanami pisang dan nanas.
Ketika cinta tak bisa memilih maka aturan dunia yang akan menjalankannya. Mengharukan ya ladies? Beruntung kita masih bisa memilih untuk mencintai dan dicintai.
Sumber: http://www.vemale.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar