Alkisah, seorang pedagang sedang mengadakan perjalanan jauh
dengan membawa seekor keledai tua. Setelah mengadakan perjalanan hampir
sehari penuh, pedagang itu bermaksud beristirahat di bawah sebuah pohon
yang rindang. Karena kasihan melihat keledai tuanya juga kelelahan,
pedagang itu melepaskan beban berat dari punggung keledai. Ia tidak
mengikat keledai tuanya dan membiarkan keledai itu beristirahat sambil
memakan daun-daun di sekitar tempat itu.
Pedagang itu kelelahan sekali dan sangat menikmati istirahatnya.
Setelah menyantap sedikit bekal, ia mulai terkantuk-kantuk. Tanpa
disadarinya, keledai tuanya asyik berkeliaran ke tempat yang agak jauh
dari tempatnya beristirahat. Ketika pedagang itu mulai mendengkur dan
menikmati mimpi indahnya, si keledai tua pun makin jauh meninggalkannya.
Tiba-tiba, si pedagang terjaga dari tidurnya karena mendengar ringkikan
suara keledai tuanya. Tergopoh-gopoh ia berlari menuju tempat asal
lengkingan suara tadi.
Sesampainya di tempat asal suara, betapa kaget si pedagang ketika dia
melihat keledai tuanya terperosok ke sebuah lubang yang agak dalam dan
digenangi air. Di dalam lubang itu tampak keledai tua terus
menjerit-jerit dan bergerak tak terkendali karena panik. Makin lama
jeritan keledai tua itu makin memilukan dan ia tampak mulai kelelahan.
Si pedagang yang melihat keadaan keledainya itu jadi ikut panik karena
tidak tahu harus berbuat apa.
Rupanya, jeritan keledai tua yang sangat keras dan memilukan itu juga
didengar oleh beberapa orang yang kebetulan melewati tempat tersebut.
Setelah melihat mempertimbangkan situasinya, beberapa orang tadi
menyarankan si pedagang supaya merelakan saja kepergian si keledai tua.
“Hari sudah sore, sementara kita tidak punya tali dan tenaga yang cukup
untuk mengangkatnya. Dari pada keledai tua itu menderita berkepanjangan
di dalam lubang, Tuan relakan saja dan mari kami bantu menguburnya
dengan tanah,” kata salah seorang di antaranya. Sang pedagang tersentak
mendengar usulan tadi. Ia kembali melongok ke lubang dan melihat
keledainya mulai kepayahan dan jeritannya pun makin lemah. Hatinya
semakin iba dan tidak tega melihat keadaan keledai tuanya. Akhirnya,
pedagang itu menoleh ke orang-orang di sekelilingnya, dan ia mengangguk
tanda setuju.
Segera setelah itu, dengan berat hati si pedagang dibantu beberapa
orang tadi mulai menimbun keledai tua dengan tanah dan pasir. Saat tanah
dan pasir mulai menimpa punggung sang keledai, dia kaget, ketakutan,
dan kembali menjerit-jerit kesakitan. Tetapi tanah dan pasir itu tidak
henti-hentinya menimpa dari atas. Dalam kepanikan itulah si keledai tua
itu terus menggerak-gerakkan dan mengguncang-guncangkan badannya agar
tanah yang menimpa punggungnya jatuh ke bawah. Kakinya pun mulai
bergerak-gerak dan menginjak-injak tanah yang jatuh dari punggungnya.
Begitu seterusnya, lama-lama air yang tadinya merendam kaki si keledai
mulai tertimbun tanah. Seiring dengan semakin banyak tanah dan pasir
digelontorkan ke atas panggungnya, ternyata semakin mendangkal pula
lubang itu. Di luar dugaan, keledai tua yang semula sudah sangat
kepayahan tiba-tiba menjadi semakin bersemangat mengguncang-guncangkan
punggungnya dan menginjak-injak tanah di lubang itu. Si pedagang dan
orang-orang yang membantunya pun jadi terheran-heran menyaksikan
kejadian itu. Mereka juga makin bersemangat menggelontorkan pasir dan
tanah ke dalam lubang.
Tepat menjelang matahari terbenam, lubang itu sudah semakin dangkal dan
tiba-tiba… hupppp…! Si keledai tua berhasil meloncat keluar dari
lubang. Semua orang berteriak terpesona dan bertepuk tangan menyaksikan
pemandangan yang luar biasa itu. Si keledai selamat karena tidak mau
menyerah.
Kisah yang luar biasa tadi mengajarkan kepada kita tentang pentingnya
semangat pantang menyerah dalam menghadapi beban yang datang
bertubi-tubi. Keledai tua yang kelelahan dan terperosok ke dalam lubang
tadi ibaratnya seseorang yang tengah dilanda kemalangan atau persoalan
berat. Apabila orang yang ditimpa kemalangan itu hanya diam, pasrah,
menerima nasib semata, dan tidak mau memanfaatkan setiap kesempatan
sekecil apa pun untuk keluar dari persoalannya, hampir pasti akan
tamatlah riwayatnya.
Jadi: jangan pernah menyerah jika sedang menghadapi cobaan atau masalah
yang sangat berat. Terus bergerak, jangan hanya diam dan pasrah
menunggu sang waktu menentukan hitam putihnya kehidupan kita. Gunakan
akal budi kita yang luar biasa untuk memecahkan masalahnya. Dan Tuhan
pasti tidak akan membiarkan kita berjuang sendiri dalam upaya keluar
dari masalah tersebut. Percayalah!
Salam sukses, luar biasa!
Sumber : http://www.andriewongso.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar