“Rasulullah SAW melihatku sedangkan aku tidur melingkar karena sakit
perut, lalu beliau berkata, asykam darda? Aku menjawab, betul wahai
Rasulullah SAW. Beliau berkata, bangunlah lalu shalat karena shalat
adalah obat.”
Para ulama berpendapat setidaknya ada dua faedah dari hadits riwayat
Ibnu Majah dimana Abu hurairah mengatakan, “Rasulullah SAW melihatku
sedangkan aku tidur melingkar karena sakit perut, lalu beliau berkata,
asykam darda? Aku menjawab, betul wahai Rasulullah SAW. Beliau berkata,
bangunlah lalu shalat karena shalat adalah obat.”
Pertama adalah bahwasannya Nabi SAW pernah berbicara bahasa Persia.
Kedua, bahwa shalat mengobati sakit hati (liver) dan lambung serta usus.
Dalam kajian sholat sebagai obat bagi perut yang sakit, para ulama
mengungkapkan setidaknya ada beberapa alasan. Pertama, urusan ilahi yang
merupakan ibadah, kedua urusan jiwa, itu karena jiwa yang merasa sakit
terhibur dengan shalat dan berkurang merasakannya lalu munculah kekuatan
yang mengalahkan rasa sakit.
Perlu diketahui bahwasannya para tabib yang mahir zaman dahulu melakukan
segala usaha untuk memperkuat kekuatan. Terkadang menguatkannya dengan
makanan, terkadang dengan harapan, terkadang dengan rasa takut,
sedangkan sholat menghimpun lebih banyak dari itu, karena di dalamnya
menimbulkan kepada seorang hamba rasa takut, khawatir, harapan, rasa
malu, cinta dan ingat akhirat yang dapat menguatkan staminanya dan
melegakan dadanya, lalu dengan itu menjadi tertolaklah penyakitnya.
Contoh kasus lain mengenai manfaat kejiwaan yang dapat menembus pada
aspek kerja sistem organ tubuh adalah hadits yang diriwayatkan dari
sebagian anak Ali R.A bahwa beliau pernah mempunyai luka yang mereka
tidak bisa mengatasinya, lalu keluarganya menangguhkannya sampai masuk
shalat kemudian mereka bisa melakukannya tetapi tidak menyusahkannya
karena ia tenggelam (asyik) dalam shalat.
Menurut Imam Adz Dzahabi dalam shalat ada perkara yang alami yaitu olah
raga jiwa dan olah raga tubuh, karena shalat menghimpun antara berdiri,
ruku, sujud, ketundukan, perkumpulan, ikhlas, ibadah, merendahkan diri,
menghinakan diri dan lain sebagainya yang bersamanya menjadi bergerak
sendi-sendi badan dan kebanyakan organ tubuh menjadi lunak, terutama
perut dan usus serta bantuannya yang paling kuat dalam mendorong air
seni juga tinja dan menurunkan makanan dari lambung.
Lalu sampai di sini, apakah masih ada manfaat lain dari sholat yang berfungsi sebagai obat?
Lebih jauh Al-Muwafaq Abdul Latif Al Baghdadi berkata dalam kitab Al-Arba’in,
Telah lewat juga sabda Nabi SAW:.
Oleh karenanya beliau Rahimahullah menyimpulkan bahwa shalat memiliki
pengaruh yang ajaib sekali dalam menjaga kesehatan jasmani dan rohani
serta mempertahankan stamina dan mengusir segala bentuk unsur yang
membahayakannya. Apabila ada dua orang yang sama-sama terkena musibah
atau terserang penyakit, bala dan cobaan, pasti yang melakukan shalat di
antara keduanya akan merasa lebih ringan, dan akibat yang dia rasakan
juga lebih aman. Wallahu A’lam.
Lebih jauh Al-Muwafaq Abdul Latif Al Baghdadi berkata dalam kitab Al-Arba’in,
“aku sungguh telah melihat sekumpulan mereka yang mempunyai waktu luang
dan kemewahan yang terjaga kesehatannya lalu mencari sebab itu maka aku
mendapati mereka banyak shalat dan tahajud.”
Al Baghdadi juga menandaskan alangkah bermanfaatnya sujud untuk
penderita kondisi lemah fisik dan flu, alangkah kuatnya bantuan sujud
untuk membuka sumbatan hidung, alangkah kuatnya bantuan sujud membusukan
(mematangkan) air seni dan tinja dan menurunkan makanan dari lambung
dan usus, dan menggerakkan kotoran yang tertahan di dalamnya serta
mengeluarkannya, karena di sisinya kantong makanan terperas oleh karena
didesaknya, dan satu sama lainya berjatuhan.
Sementara Imam Adz Dzahabi menyatakan bahwa kebanyakan yang dapat
digembirakan oleh shalat itu adalah jiwa dan shalat dapat menghilangkan
kesedihan, shalat juga dapat memadamkan api amarah, menyebabkan cinta
kepada kebenaran dan sikap merendah kepada sesama manusia, menghaluskan
hati, menganjurkan memberi maaf dan membuat benci terhadap buruknya
sifat dendam.
Uniknya lagi Imam Adz Dzahabi juga menyatakan bahwa banyak hal yang
dapat muncul dalam shalat, yaitu berupa pikiran dan pengaturan yang
tepat, jawaban yang benar, membuat hamba ingat apa yang telah lupa lalu
ia berfikir tentang sumber-sumber perkara, dan jalan-jalannya dan
kemaslahatan dunia dan akhirat.
Beliau hafizhullah juga berpendapat sholat dapat menjadi sarana
mengintropeksi diri, terutama jika lama berdirinya, itu dilakukan pada
waktu malam ketika mata-mata terpejam, suara-suara menjadi sunyi,
ketika kekuatan alam bawah berkurang dan bersembunyi kesombongannya,
ketika menyebarnya kekuatan alam ruhani dan terbentang tutupnya.
Sementara Ibnu Qoyyim Rahimahullah mengutip dalam Al-Musnad bahwa Nabi
SAW apabila bersedih karena suatu perkara, beliau melakukan sholat.
Karena Allah Berfirman,
“… ambillah pertolongan dari kesabaran dan shalat…”
“Lelehkanlah makanan kalian dengan dzikir dan mengucapkanya.”
Ini juga ditafsirkan oleh Imam Adz Dzahabi sebagai salah satu sebab
disunnahkannya shalat tarawih, di dalam shalat terdapat kebaikan dunia
dan akhirat dengan turunnya kekuatan berupa terbukanya yang menjadikan
dan yang menciptakanya, maka pada saat itu tertolaklah penyakit-penyakit
badan yang ia derita dan tersingkaplah baginya akhlak jiwa yang rendah
maka ia terus berjalan untuk menyempurnakan dan menyusunnya.
Menurut Ibnu Qoyyim shalat membawa rezeki, menjaga kesehatan, mengusir
gangguan, menolak penyakit, memperkuat hati, memutihkan wajah,
menyenangkan jiwa, menghilangkan kemalasan, memotivasi organ tubuh,
meningkatkan stamina, melapangkan dada, menyuntik gizi pada rohani,
menyinari jiwa, memelihara kenikmatan, menghilangkan bencana, membawa
berkah, menjauhkan pelakunya dari setan dan mendekatkannya kepada Allah
Ar-Rahman.
Sumber: http://argatamaonline.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar